Dok: Intisari. grid. id


Roda kehidupan tidak pernah berhenti berputar. Perputaran roda tersebut mengakibatkan kondisi kehidupan setiap orang tidak menetap di satu titik. Kadang hidup ada di bawah, kadang di atas. Situasi ini dapat menimpa siapapun, baik pribadi maupun kelompok. Keluarga pun tidak luput dari perubahan hidup akibat perputaran roda kehidupan.

Jatuh bangun dalam kehidupan itu sudah biasa. Bukan masalah besar bila keluargamu sedang berada dalam situasi terpuruk. Ketika berada di atas, hakikatnya merupakan ujian. Agar kita tetap rendah hati dan tidak merasa ada di atas angin. Sehingga tetap ingat bahwa ada orang lain yang sedang susah. Lalu hati tergerak untuk membantu. Begitupun ketika kondisi keluarga sedang terpuruk. Kondisi terpuruk mengajarkan kita untuk bersabar dan tetap bersyukur dengan pemberian Tuhan. Sebab bila melihat di luar kehidupanmu, ada lebih banyak orang yang lebih terpuruk. Namun demikian, bukan berarti kita harus pasrah dan membiarkan diri dan keluarga berada dalam keterpurukan. Kita harus bangkit dan kembali pada kondisi yang lebih baik. Begini caranya bangkit tatkala keluargamu terpuruk :

Bersabar dan Hindari Menambah Masalah

Sabar memang satu kata yang mudah sekali diucapkan. Tetapi sulit sekali dalam menerapkan. Apalagi kita tetap bersabar dan bertahan di atas kesabaran itu sendiri. Kadang di titik tertentu, kesabaran pun habis lalu mengeluh, menggerutu bahkan marah dengan keterpurukan keluargamu. Namun sayangnya hanya sabar yang bisa kamu jadikan senjata saat kondisi keluargamu sedang terpuruk. Entah terpuruk karena kondisi kesehatan menurun, kondisi ekonomi yg hancur, atau terpuruk di sisi kehidupan yang lain.

Selain sabar, kamu juga harus berusaha agar tidak menambah permasalahan yang ada. Berusahalah sebisa mungkin agar kamu tidak menjadi beban, atau menambah beban masalah keluarga. Sebab pada saat keluargamu sedang terpuruk, merek butuh dukunganmu. Mereka tidak butuh masalah yang datang dari kamu.

Yakinkan Diri dan Keluarga Bahwa Hidup tak Selamanya di Bawah

Percaya deh, selama kamu dan keluargamu masih bernyawa, roda kehidupan terus berputar. Bila hari ini keluargamu sedang terpuruk, mungkin besok atau lusa, kehidupan kalian akan kembali membaik. Bahkan bisa saja keterpurukan tersebut hanya menjadi batu loncatan yang membuat hidupmu dan keluargamu jauh lebih baik dari sebelum mengalami keterpurukan.

Setelah mampu meyakinkan diri sendiri, tularkan keyakinan tersebut kepada anggota keluargamu yang lain. Yakinkan mereka bahwa Allah tidak akan memberikan ujian di luar batas kemampuan hamba-Nya. Kalian harus saling merangkul dan menguatkan. Inilah moment dimana kamu dan keluargamu bisa saling memberikan dukungan psikologis, moral dan material. Akhirnya, keterpurukan membawa hikmah bagi kamu sekeluarga agar menjadi keluarga yang lebih hangat.


Jangan Dengarkan Cibiran atau Hinaan Orang Lain

Ingat! Orang lain hanya bisa menilai dan berkomentar tentang kehidupanmu. Kamu bersama keluargamu lah yang menjalani hidup tersebut. Kalau kamu ingin memiliki kekuatan untuk bertahan dan bangkit, sebaiknya tutup telinga dari cibiran orang lain. Toh selama ini kamu dan keluargamu tidak minta makan dari mereka. Hinaan dan cibiran yang dimasukkan dalam hati hanya akan menciptakan emosi negatif. Emosi negatif tentu tidak baik bagi kamu dan keluargamu yang sedang terpuruk.

Berilah Saran atau Bantuan Bila Dibutuhkan

Bila sekiranya keluargamu membutuhkan saran dan bantuan, berikan itu semua. Berikanlah apa yang kamu miliki untuk keluargamu. Baik itu waktu, tenaga, pemikiran bahkan materi sekalipun. Ini adalah kesempatan terbaik bagi kamu untuk tampil sebagai ‘pahlawan’ di mata keluargamu. Tentu bukan pahlawan kesiangan loh ya. Maksudnya, berilah pertolongan semampu dan seikhlas hatimu. Jangan sampai mengharap balasan dari bantuanmu yang tidak seberapa itu. Sebab nasib atau masa depan keluargamu juga merupakan tanggung jawabmu.

Ringankan Beban dengan Tidak Terlalu Bergantung pada Keluarga

Sekiranya kamu tidak bisa memberikan pertolongan apa-apa kepada keluargamu saat terpuruk, sekali lagi penulis tegaskan,jangan menjadi beban. Meringankan beban mereka dengan mulai berpikir bagaimana caranya agar kamu tidak terlalu bergantung kepada keluarga. Terutama bila masalah yang menimpa adalah masalah ekonomi. Mulailah mencari cara agar bisa mandiri. Minimal kamu mampu hidup dengan caramu sendiri tanpa harus membuat keluarga pusing atau khawatir akan dirimu.

Jadilah Orang yang Bisa Membawa Keluargamu Bangkit

Bila sudah mampu ‘membawa diri sendiri’, maka saatnya kamu mengangkis keluargamu dari jurang keterpurukan. Berikan mereka motivasi agar merasa bosan berada dalam keterpurukan. Merasa bosan dipandang sebelah mata atau disepelekan oleh orang lain. Jadikan cibiran orang sebagai pemicu semangatmu dan keluargamu untuk beranjak dan meninggalkan posisi di bawah. Meski kamu saat itu merasa sendiri lantaran keluargamu tidak mampu memberikan dukungan, jangan patah semangat. Kamu yang harus memberikan semangat dan bantuan kepada keluargamu untuk hidup lebih baik lagi.

Bagaimana, sudah menemukan cara untuk bangkit saat keluargamu terpuruk? Cara di atas memang tidak serta-merta menjamin kehidupanmu dan keluargamu menjadi lebih baik. Semua bergantung seberapa besar keinginanmu untuk hidup lebih baik. Tergantung seberapa kuat usahamu bersama keluarga untuk keluar dari jurang keterpurukan.


Oleh: Gafur Abdullah