Dok: Instagram Lulu'

    


Porsi waktu yang tersedia dalam setiap hari adalah dua puluh empat jam. Siang dan malam sudah niscaya. Rutinitas sehari-hari tak lepas dari memenuhi kebutuhan. Masa muda adalah masa emas untuk mengasah potensi yang ada. Jika merasa tidak ada, tentu belajar jadi kuncinya. Gagal sekali bukan lantas berhenti. Rintangan pasti ada tapi tidak boleh menyerah begitu saja. 


Begitulah kira-kira narasi untuk menggambarkan semangat sosok Lulu’ Ulfiyah Aprilia. Alumni MA Sumber Bungur ini lahir di Desa Lebbek, Pakong, Pamekasan pada  29 April 1999 silam.    Perempuan dengan wajah Arab ini pernah dinobatkan sebagai mahasiswa  berprestasi, Universitas Trunojoyo Madura (UTM) Bangkalan tahun 2018. Pertengahan 2019 lalu, Lulu' sapaan akrabnya, dikukuhkan sebagai sarjana Sastra Inggris. 


Dia juga memiliki kisah inspiratif. Pasalnya, dia dapat menjelajahi beberapa daerah di Indonesia bermodal talentanya. Bagi lulu',  Daerah pulau Jawa bak halaman rumahnya. Sebab  hampir beberapa kali dia  menginjakkan kakinya di beberapa daerah pulau Jawa. Sebelum lulus, dia pernah ke Palembang dalam rangka presentasi Esainya. Ya, menulis salah satu talenta yang dimiliki dan terus diasahnya. 


Semangat mengasah kemampuan menulisnya membuahkan hasil yang patut diacungi jempol. Tetesan penanya di bidang sastra bisa tertuang dan dibukukan  oleh komunitas Sajak-sajak Anak Negeri (SSNA) tahun 2017, berkontribusi karya di Jejak Sastra Indonesia (JSI;2017). Dia juga sudah menulis buku antologi puisi berjudul Sajak dan Jarak. 


Di bidang ilmiah, dia menulis makalah dan mempresentasikannya di forum-forum. Seperti pemakalah di Speaker of  Language National Day called Seminar Bahasa, Sastra, Budaya dan Pendidikan (SENABASABUDI) di UTM (2017), seringkali menjuarai lomba esai di kampusnya, makalah tema pendidikan dinobatkan sebagai karya terbaik pada ajang   LKTIN si Universitas Tirtayasa, Banten.  


Dia juga memiliki kepedulian terhadap pendidikan di lingkungan rumahnya. Buktinya, dia  mendirikan Darussalam English Course (DEC) di rumahnya tahun 2016. Di bidang Pulic Speaking, tak perlu diragukan. Dia pernah juara kedua Kompetisi Pidato di UTM (2016), Sebagai panitia Mustabaqoh Tilawatil Quran (MTQ) Regional di UTM (2016), Sebagai Moderator dalam Seminar Talk Show Online “Melawan Ketidakmungkinan dan Melawan Keyakinan” (2017), Surat Undangan Persahabatan Budaya Internasional di Thailand (2017), Sebagai Pembicara “AL Azzam Menulis” (2018),Sebagai Pemenang Pertama Mahasiswa Berprestasi FISIB (2018) juarai lomba pidato di Kabupaten Kediri, sebagai Relawan “Pengabdian Masyarakat oleh FKI AL-AZZAM, Sebagai Pembicara Publik di UKMF PENA, Sebagai Pembicara Karya Ilmiah di Diklat UKMF PENA.


Dia juga sebagai Pemakalah/ Pembicara di Universitas Negeri Malang. Mengikuti event  “Bahasa dan Sastra dalam Peluang dan Tantangan Zaman Digital” Relawan Peduli Surabaya didedikasikan oleh IYOIN LC Surabaya, Sebagai Comitee IYOIN Peduli Surabaya, Sebagai Pembicara Pelatihan Menulis di SMK SUMBER BUNGUR PAKONG (2019), Sebagai Pembicara Pelatihan MENULIS di MA SUMBER BUNGUR. Terakhir, di jadi pembicara di Seminar Nasional Online "Cara Jitu Menulis Naskah Bagi Pemula" Yang diselenggarakan oleh Komunitas Motivator Muda (KMM). 


Riwayat pendidikannya terekam Di TKA-Tarbiyatus Shibyan  (2003-2005), SDN Pakong 1 (2005-2008), SDN Lebbek 1 (2009),  MTsN Sumber Bungur (2010-2012), MA Sumber Bungur (2013-2015), dan kini masih bestatus sebagai mahasiswa semester akhir  di Trunojoyo University, Madura,  Faculty Of Culture And Social Science English Linguistics (2015-present) 


                                                          

Tak hanya pendidikan formal, Ia juga akatif di berbagai organisasi. Buktinya, ia pernah aktif di Staff HRD of Al-Azzam  (2016-2017) , Member of ABSTRA (Apresiasi Bahasa dan Sastra; 2015), Member of Public Speaking (2016), Staff of Public Relation (PR) Indonesian Youth (2018), Chosen to be one of  30 participants in Indonesia in national Workshop of Young Compass leadership                                                   Programme (YCLP) in Pamekasan (2018), Member of Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Dunia (2019), LO Jawa Timur in Productive Student Community (PSC; 2017-2018), dan Chosen to be one of participants in Indonesia of East Java Winner Camp (EJWC) in Surabaya (2019) 

   

Dia menuturkan, tantangan itu anugerah yang harus disyukuri. Sebab tantangan datang, tentu kesempatan datang. "Tantangan menurut saya adalah sebuah anugerah karena semakin kita menerima tantangan semakin banyak kesempatan, pengalaman dan juga penghargaan yang akan kita raih. Lagipula, bukankah life is full of challenge," katanya kepada Kabar Madura, Selasa (19/11/2019). 


Dia menambahkan, dalam menghadapi tantangan dalam hidup cukup mengaca pada Rasulullah, Muhammad. "Coba deh diingat-ingat kembali cerita-cerita para rosul yang sukses menjalani tantangannya dari Allah dalam memperjuangkan agama islam meskipun tidak semaksimal sukses menjalani tantangan dari Allah seperti nabi Muhammad," ungkapnya.

.

Sekali gagal, kata Lulu', bukan lantas berhenti mengejar mimpi. Kepada pemuda lainnya dia menyarankan agar balik lagi ke fitrah kehidupan. Semuanya diciptakan berpasang-pasangan. Sukses Berpasangan Gagal, Bahagia dengan Sedih, Tertawa dengan Menangis dan seterusnya. 


Lulu' memberikan tips menghadapi tantangan. Menurutnya, hadapilah dengan semangat dan optimis serta selalu ingat bahwa selalu ada Peluang untuk Para Pejuang


Kegagalan itu, lanjutnya, dapat diibaratkan sebagai jembatan menuju kesuksesan. Jadi jangan khawatir, saranya, Allah maha tahu hambanya yang berjuang gigih, pasti Allah sudah menyiapkan surprise besar untuk kita semua yang selalu *bersabar*, *berfikiran positif (husnudzan)* dan juga *Bersyukur* kepada Allah swt atas segala hal yang menimpa dalam kehidupannya. 


"Makanya ketika kita sedang berjuang, perbanyaklah berdoa, dan tawakkal karena disitulah, ketika kita jatuh ada yang menopang, ketika kamu sedih ada yang memberikan kedamaian, dan ketika kamu bahagia ada yang selalu mengingatkan untuk tegang rasa dan bersyukur. Segala sesuatu dimulai dari sebuah perjuang karena untuk menyelesaikan sebuah tantangan dibutuhkan perjuangan yang maksimal," ungkap Lulu'. 


Tulisan  ini pernah  dimuat  di harian  Kabar Madura