Sumber Foto: Instragram Asma Nadia 


Asma Nadia. Ya, itulah nama pena dari penulis kelahiran Jakarta pada 26 Maret 1972 ini. Penulis yang beraliran sastra cerpen dan novel ini sungguh inspiratif bagi banyak orang. Termasuk saya, penulis artikel ini. Adik dari Helvy Tiana Rosa ini adalah sosok perempuan yang dikenal dengan pendiri Forum Lingkar Pena (FLP). Hingga pada tahun 2018 ini, buku yang ditulisnya tercatat sudah 54 buku. Dari sekian banyak buku yang ditulis, sudah banyak yang difilmkan. Diantaranya, Assalamualaikum Beijing!, Pesantren Impian, Surga yang tak Dirindukan dan masih banyak novel difilmkan lainnya. So, buat kamu yang ingin sukses menulis, khususnya cerpen dan novel, tak salah jika mengintip rumus yang digunakan oleh istri Isa Alamsyah ini. Kira-kira, ada nggak? Ada dong. Yuk intip rumus mudah menulis ala Asma Nadia berikut ini. 


Temukan ide

Ya, pertama adalah temukan ide untuk menulis. Karena dari ide yang muncul, kita dapat berimajinasi lebih luas dan jauh. Untuk menemukan ide, semua orang memiliki cara tersendiri. Tapi diantara cara itu bisa dengan melihat peristiwa disekitar kita, ngobrol dengan teman, jalan-jalan, membaca, menonton televisi, mendengarkan, dan cara-cara lainnya. Paling gampang untuk menemukan ide bisa dengan cara berpikir atau berimajinasi. 


Buatlah outline

Dari ide yang ditemukan, kamu bisa membuatnya sebuah daftar tulisan atau yang disebut outline. Fungsi dari outline ini sebenarnya untuk mempermudah kamu dalam penyusunan cerita yang hendak kamu tulis. Kalau dalam kaidah kebahasaan, outline ini berkaitan dengan jalannya cerita atau alur. Bisa alur majur, alur mundur, alur mundur-maju dan bisa campuran. Sederhanya begini. Misal cerita tentang romantisme. Pertama bisa dimulai dari pertemuan, pekenalan, jalan-jalan, berkenalan dengan keluarga masing-masing, mendapat restu, lalu menikah. Itu contoh sederhana saja. Kalau kamu punya cara lain, silakan.  


Buatlah judul yang unik dan menarik

Menurut Asma Nadia, judul adalah kunci yang bisa jadi daya tarik tersendiri bagi pembaca tulisan kita. Kalau judul yang kita tulis biasa-biasa saja, maka pembaca akan beranggapan tulisan kita biasa-biasa saja. Hmmmm. Bisa dibayangkan, jika judul sudah tidak menarik bagi calon pembaca tulisan kita, bagaimana mau melanjutkan bacaannya sampai tuntas. Yang ada mah tulisan kita dicuekin. Makanya, usahakan judul tulisan kita menarik dan unik.


Buat opening yang memikat

Selain judul harus menarik dan unik, buatlah pembuka tulisan kita yang memikat. Sebagus apapun ide cerita yang kamu sajikan, kalau openingnya tidak memikat pembaca, nasib tulisanmu akan seperti kebanyakan anak tiri yang diabaikan. Hehe. Tapi semoga tidak. Hanya saja, kalau belajar dari tulisan Asma Nadia pada buku-bukunya, memang pembukaan ceritanya kerapkali menarik dan memikat pembacanya. Dengan begitu, pembaca akan terus menanti tulisan-tulisan kamu yang selanjutya. Semoga berhasil ya. 

 

Usahakan tulisan tidak menoton

Yang namanya menulis cerita, sebenarnya tidak jauh berbeda dengan kita seakan-akan bicara kepada pembaca langsung. Kalau kita bercerita, kan ada ekspresi atau gestur tubuh. Ya, begitu juga menulis. Tapi, bukan berarti setiap ada pembaca buku kita lalu kita harus datang di depannya. Bukan itu yang saya maksud. Akan tetapi, prolog ataupun dialog yang kamu tulis pada cerita itu harus diiringi gestur berbentuk kalimat  agar tidak menoton. Misal nih. “Nak, cobalah kamu pikirkan terlebih dahulu sebelum kamu memutuskan untuk bekerja ke luar negeri.” Nasihat wanita itu kepada Anton anak sulungnya sambil mengelus keningnya. Itu salah satu contoh. Lagi, salah satu cara untuk tulisan kamu tidak menoton, hindari cerita kamu dari awal sampai akhir hanya berisi prolog saja. Tapi selipkanlah dialog sebagai bumbu-bumbu penyedap rasanya. Begitupun sebaliknya.  


Hindari cerita yang kebetulan

Kadang, saat menulis, ide baru muncul ditengah asyiknya menuliskan cerita sesuia outline. Karena tak ingin ide itu hilang, kita kadang memasukkan ide itu pada tulisan kita. Ini yang disebut cerita kebetulan. Kata Asma Nadia, teruskanlah cerita kamu yang sudah kamu buatkan outline itu. Misal muncul ide cerita baru saat menulis dan takut hilang, tulislah di lembaran lain. Tujuannya agar cerita yang tengah kamu tulis nyambung terus. Bila selesai cerita pertama, baru kamu tulis ide yang muncul tiba-tiba itu. Dengan begitu, tulisan yang sebelumnya lekas kelar dan dapat dilakukan editing


Tulislah dengan sabar

Kegiatan menulis memang terkadang memboasankan. Tapi kebosanan itu bisa disebabkan banyak faktor. Bisa karena merasa kekurangan ide, badan tidak fit, atau momentum tidak tepat. Jika benar-benar ingin menjadi penulis, anggapalah semua itu hanyalah tantangan yang harus kamu lalui. Maka tak heran jika saya berkata, semangat menulis itu bisa dikatakan seperti iman. Bagimana iman? Iman itu kan sifatnya yazidu wa yangkus (bisa bertambah, bisa juga berkurang). Kalau dibahasakan dengan lebih kece, semangat menulis itu kadang ada saatnya kembang kempis. So, kembang kempisnya itu bisa diatasi dengan sabar. 


Menulis untuk selesai

Untuk menuntaskan sebuah tulisan, penulis memang perlu tahan banting. Maksudnya, penulis kudu punya target agar bisa menyelesaikan tulisannya. Jika menulis satu cerita belum selesai, sebaiknya jangan pindah ke cerita lain. Masa hari ini menulis belum selesai, besoknya menulis cerita lain. Begitupun seterusnya. Misal. Lebih baik, cerita yang kamu tulis hari ini, usahakan selesai hari ini. Andai merasa krisis ide, berhenti sejenak untuk berpikir. Bukan malah meninggalkan cerita itu. 


Jangan lupa mengeditnya

Nah, ini nih, tahap yang tidak boleh dilupakan oleh seorang penulis. Editing. Sekalipun kamu menganggap tulisan kamu bagus, kamu perlu melakukan yang namanya editing. Namanya juga manusia, pasti ada kesalahan dalam melakukan sesuatu. Apalagi prihal menulis. Bisa salah ketik, salah penempatan tanda baca, atau kesalahan lainnya. Kita kan ingat, selain untuk dibaca diri kita, tulisan kita akan dibaca oleh orang lain. Apalagi kamu yang suka nulis di media atau menulis buku untuk diterbitkan. Contoh kecil kesalahan yang bisa saja dilakukan, salah ketik. Kesalahan ketik tidak boleh dinggap sepele. Karena akan memiliki pengaruh besar. Misal, inginnya menulis Nabi, tapi malah tertulis Babi karena salah ketik. Kalau tidak diedit, tulisan itu akan menuai komentar dari berbagai pihak. Syukur-syukur kalau tidak dituntut. So, buatlah tulisan kita semenrik mungkin dengan ditopangi kepenulisan yang baik dan benar.   


Sudah tahu kan, rumus mudah menulis ala Asma Nadia. Sekarang, jangan hanya dibaca, tapi cobalah untuk mengikuti rumus itu. Semoga kamu berhasil dan menjadi Asma Nadia selanjutnya. Atau, menjadi lebih dari Asma Nadia. Sudah siap? Ayo segera menulis. 


By: Gafur Abdullah