Foto: Okezon.com


Di Indonesia, banyak sekali tokoh yang memberikan nasihat kepada dirinya sendiri dan bangsanya sendiri agar lebih hati-hati dalam menjalani hidup. Termasuk kepada pemudanya agar meniti hidup di jalan kebenaran.  Salah satunya adalah tokoh yang dikenal dengan sebutan Emha Ainun Najdib atau Cak Nun. Ia kenal sebagai tokoh intelektual yang bernapaskan Islami bernama lengkap Mohammad Ainun Nadjib. Cak Nun lahir di Jombang Jawa Timur pada tanggal 27 Mei 1953. Nasihatnya sudah tersaji melalui buku-bukunya, pidatonya di berbagai kesempatan, kamu juga bisa membuka Youtube. Eh, lewat tulisan ini juga bisa kok. 

Sebentar, dalam catatan hidupnya, budayawan asal Jombang Jawa Timur ini bahkan pernah diundang ke istana  merdeka  menjelang pemerinthan Soeharto akan runtuh hanya untuk diminta nasihatnya. Sudah kebayang kan, sekaliber presiden Soeharto yang memimpin negara ini selama 32 tahun menerima nasihatnya, masa kita nggak. Hehe. Oke, siap-siap ya. 


Perlunya menagih diri sendiri

“Jangan paksa orang lain untuk mencintaimu. Tagihlah dirimu untuk mencintai siapapun”

Cak Nun

Mungkin, selama ini kamu pernah atau sering tidak dihargai dan  tidak disukai oleh teman-temanmu. Tak perlu bingung. Nasihat Cak Nun diatas bisa kamu renungkan. Ayo renungkan sejenak. Sudah merenung? Hehe. Gimana hasil renungannya? Sudahlah tak perlu ambil pusing. Intinya, kalau kita ingin dicintai oleh orang lain, kita perlu memulainya untuk mencintai. Etss., ingat ya, cinta yang dimaksud bukan hanya pada prihal asmara dan romantisme seperti kebanyakan tafsiran remaja zaman now. Bukan. Cinta tidak sesempit itu lho. 


Berdoalah dengan tidak menjilat

“Dan rasa-rasanya doa yang lebih mudah dikabulkan itu bukan doa yang meminta atau menjilat, tapi orang yang berkomitmen untuk secara konsisten menyapa”

Cak Nun

Doa merupakan senjata orang muslim. Hal ini sudah banyak diketahui oleh orang Islam. Bahkan dalam al-Quran pun sudah sering disinggung prihal kewajiban kita untuk berdoa ini. Dalam berdoa, kita diajarkan Adab. Salah satunya adalah dengan memenuhi kewajiban kita dulu sebagai orang Islam. Kalau hanya meminta, siapa yang tidak bisa. Berdoa tidak hanya sekadar meminta, namun perlu juga memenuhi panggilan dan seruan-Nya. Versi Cak Nun, ketika kita ingin berdoa kepada Allah, kita kudu konsisten menyapa-Nya lewat ibadah yang sudah diajarkan melalui Hadist dan al-Quran. Pada potongan ‘Berkomitmen untuk secara konsisten menyapa’, penulis dapat memahami bahwa kita perlu istiqamah dalam menyapa Allah lewat ibadah. 


Hidup bukan soal menang kalah, tapi berjuang atau menyerah

“Yang penting bukan apakah kita menang atau kalah, tuhan tidak mewajibkan manusia untuk menang sehingga kalahpun bukan dosa, yang penting adalah apakah seseorang mau berjuang atau tak mau berjuang.”

Cak Nun

Dari nasihat di atas, tak salah jika kita pahami bahwa dalam menjalani hidup diperlukan usaha dan kerja keras. Karena hidup ini memang butuh yang namanya usaha dan perjuangan. Kita perlu menyadari, dalam berusaha tidak mungkin selalu berjalan mulus. Ketika pejuangan kita dipertemukan dengan kegagalan, jangan sampai putus asa. Karena putus asa dalam berjuang sama halnya kita menyerah pada keadaan. Coba tanamkan prinsip ‘kegagalan adalah kesukesan yang tertunda’. Isnyaallah, prinsip itu dapat menjadi sebuah pegangan saat kamu hendak jatuh dalam perjalanan usaha kamu. Coba saja. 


Hati hati dengan kata hati

“Kalau orang mau bergerak hanya karena pekerjaan yang disukainya, maka kedewasaannya masih setingkat bayi. Kedewasaan ditandai dengan kemauan melakukan hal yang benar, seberat apapun setidakenak apapun asalkan itu bermanfaat bagi masyarakat.”

Cak Nun

Namanya juga manusia, kesukaan akan suatu pekerjaan adalah naluri yang tak dapat dipungkiri. Namun bagi Cak Nun, ada kalanya kita harus berpikir apakah pekerjaan yang kita sukai bisa memberi manfaat atau tidak kepada masyarakat. Jika tidak, bisa kamu tinggalkan. Apalagi misalnya sampai membahayakan masyarakat, lebih baik jangan sampai dilakukan. Ya, nasihat sederhana namun penuh makna luar biasa Can Nun diatas patut untuk dijadikan sebuah refleksi bagi kita yang selama ini selalu mengikuti kata hati dalam mengerjakan sesuatu tanpa berpikir manfaat di balik pekerjaan itu kepada masyarakat atau orang lain. 


Jangan bergantung pada negara, tapi milikilah mental wiraswasta

“Anak-anak muda tak bisa hanya menggtaungkan diri akan menjadi pegawai negeri, pembengkakan populasi penduduk akan makin berbanding terbalik dengan penyediaan lapanan kerja, jadi yang akan tegak hidupnya adalah orang-orang yang bermental wiraswasta, yang tidak priyai, yang ulet dan bersedia bekerja keras.”

Cak Nun

Rasanya, nasihat diatas dapat menjadi alasan kenapa anak muda perlu berpikir kretaif, bermental tekun dan ulet, dan tidak bisa mengandalkan keturunan siapa dalam mewujudkan cita-cita masa depan. Baiknya memang demikian. Apalagi misalkan anak muda hari ini ingin menjadi pegawai negri semua. Ya, tidak mungkin. Apalalgi di zaman sekarang ini, untuk lolos dalam tes CPNS, terkadang masih diminta uang pelicin oleh oknum tertentu. Ampun deh. Nasihat Cak Nun di atas merupakan sebuah kunci yang dapat membuka pintu rumah bernama kesempitan berpikir. Jika selama ini kamu memandang sukses adalah menjadi pegawai, mulai hari ini segera mengubahnya. Bisa jadi pengusaha dengan memulai dari bisnis kecil-kecilan. Dari yang sebelumnya berpikir dengan mengandalkan keturunan ini itu atau darah biru kamu bisa sukses dengan hanya diam dan menunggu waktu, mulai hari ini perlu  dirubah. Dengan cara belajar dengan tekun, bebaskan pikiranmu untuk berpikir sehingga menjadi pribadi kratif dan inovatif.


Hidup bukan soal kaya dan miskin, tapi bagaimana meraihnya

Manusia mana yang tidak mau tercukupi kebutuhannya. Lebih-lebih soal ekonomi. Lebih kerennya, menjadi orang kaya. Kata Cak Nun, hidup bukan soal kaya dan miskin, tapi cara apa yang digunakan untuk meraih kekayaan itu. Jangan bangga kaya dengan hasil korupsi, mencuri, menipu dan cara-cara licik lainnya. Karena hidup tidak hanya butuh makan, tapi juga butu ketenanagn. Kalau kaya dengan hasil cara curang dan licik, jangan harap hidup bisa tenang. Apalagi, setelah kita hidup di dunia masih ada akhirat yang di sana kita akan diminta pertanggungjawaban atas apa yangs sudah kita lakukan di dunia ini. 


Itulah beberapa nasihat Cak Nun kamu para buat anak muda. Misal kamu pembaca tulisan ini dengan umur tak muda lagi, tak salah jika mau mengikuti nasihat budayawan ini. Karena nasihat merupakan salah satu penuntun hidup agar sesuai kompas kebenaran. Kalau mau lebih banyak nasihat atau ilmu yang bersumber dari pikiran Cak Nun, ya baca bukunya, tonton videonya saja di sosmed. Hehehe. Semoga bermanfaat.


By: Gafur Abdullah